🦧 Salah Satu Contoh Sifat Konsumtif Adalah

Dampaknegatif perubahan sosial - Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial juga memiliki dampak positif dan dampak Artinya bahwa dalam penelitian ini konformitas dan harga diri memberi sumbangan sebesar 13,9% terhadap perilaku konsumtif dengan sumbangan masing-masing variabel adalah 10,2% untuk variabel konformitas dan 3,7% untuk variabel harga diri. Hal ini berarti masih terdapat 86,1% faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumtif pada remaja putri. Dilansirdari Encyclopedia Britannica, salah satu akibat dari globalisasi adalah budaya konsumtif. budaya konsumtif adalah membeli semua barang yang diinginkan.. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Salah satu efek negatif dari globalisasi adalah membuat orang menjadi individualis. Berikutadalah lima aturan yang harus diikuti jika Anda ingin menjadi pengusaha sukses: 1. Bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras. Banyak orang membayangkan seorang wirausahawan sebagai seseorang yang bekerja 18 jam sehari, tidak melakukan apa-apa selain makan, tidur, dan bernapas dalam bisnisnya. Kita cenderung melukiskan gambaran seseorang DiAmerika, masalah kebiasaan belanja yang konsumtif ini sudah mulai disadari oleh pihak mereka. SUARA.COM MATAMATA.COM Salahsatu contoh sifat konsumtif adalah . a. Membeli secukupnya b. Membeli yang dibutuhkan c. Membeli dengan hati-hati d. Membeli dengan boros . Latihan Soal Online - Semua Soal Salahsatu dari mereka membeli pakaian baru, anggota lain juga terpancing untuk ikut membeli. Berdasarkan hal ini mahasiswa cenderung berperilaku konsumtif agar tampil percaya diri dan bisa diterima oleh teman-teman maupun kelompoknya. Jika ingin bergabung dalam kelompok atau berteman harus dalam kategori "selevel", kendaraan yang mereka Sehinggabisa memuaskan kebutuhan manusia. 6. Peperangan. Peperangan nantinya merusak dan memengaruhi segalanya di satu negara. Begitu pula akan ada suatu kondisi yang menyebabkan gangguan sumber daya manusia dalam kinerja kegiatannya. Jadi dua hal ini akan menyebabkan kelangkaan. 7. Contohsikap konsumtif dalam kehidupan masyarakat untuk hal ini misalnya saja "Konsumerisme ruang", yang terjadi lantaran hancurnya suatu lingkungan karena pemakaian yang berlebihan oleh masyarakat. Karena masyarakat terobsesi untuk mempunyai kendaraan lebih dari satu, jalan-jalan akan semrawut. Agama t7wqZ. Juni 09, 2018 Perilaku konsumtif adalah tindakan individu sebagai konsumen untuk membeli, menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, tidak rasional, menimbulkan pemborosan dan hanya mengutamakan keinginan atau kesenangan tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau manfaat dari barang atau jasa tersebut, bahkan hanya untuk memperoleh pengakuan sosial, mengikuti mode atau kepuasan pribadi. Konsumen dalam membeli suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata-mata, tetapi juga keinginan untuk memuaskan keinginan dan kesenangan. Keinginan tersebut seringkali mendorong seseorang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Diantara kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat naluriah sedangkan keinginan merupakan kebutuhan buatan, yaitu kebutuhan yang dibentuk oleh lingkungan hidupnya, seperti lingkungan keluarga atau lingkungan sosial lainnya. Berikut ini pengertian dan definisi perilaku konsumtif dari beberapa sumber buku Menurut Setiaji 1995, perilaku konsumtif adalah kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan. Menurut Sumartono 2002, perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional lagi. Perilaku konsumtif melekat pada seseorang bila orang tersebut membeli sesuatu di luar kebutuhan need atau pembelian lebih didasarkan pada faktor keinginan want. Menurut Ancok 1995, perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tiada batas, tidak jarang manusia lebih mementingkan faktor emosi dari pada faktor rasionalnya. Atau lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Manusia tidak lagi membeli barang hanya semata-mata untuk membeli dan mencoba produk, walau sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan produk tersebut. Menurut Triyaningsih 2011, perilaku konsumtif merupakan perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan atas pertimbangan secara rasional dan memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sesuatu tanpa batas dimana individu lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan serta ditandai oleh adanya kebutuhan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mewah memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik. Menurut Engel 2002, perilaku konsumtif merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif Menurut Lina & Rosyid 1997, terdapat tiga aspek perilaku konsumtif, yaitu sebagai berikut Pembelian Impulsif Impulsive buying. Aspek ini menunjukkan bahwa seorang remaja berperilaku membeli semata-mata karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba / keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkannya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional. Pemborosan Wasteful buying. Perilaku konsumtif sebagai salah satu perilaku yang menghambur-hamburkan banyak dana tanpa disadari adanya kebutuhan yang jelas. Mencari kesenangan Non rational buying. Suatu perilaku dimana konsumen membeli sesuatu yang dilakukan sematamata untuk mencari kesenangan. Salah satu yang dicari adalah kenyamanan fisik dimana para remaja dalam hal ini dilatarbelakangi oleh sifat remaja yang akan merasa senang dan nyaman ketika dia memakai barang yang dapat membuatnya lain daripada yang lain dan membuatnya merasa trendy. Sedangkan menurut Mangkunegara 2002, aspek-aspek perilaku konsumtif adalah sebagai berikut Pemilikan produk. Seseorang yang sudah memiliki suatu barang akan cenderung membeli sesuatu yang berkaitan dengan barang yang sudah dimiliki. Hal tersebut mendorong terjadinya perilaku konsumtif. Perbedaan individu. Perbedaan individu akan berpengaruh pada motif individu dalam melakukan pembelian. Ada individu yang membeli karena kebutuhan. Ada individu yang membeli karena ingin memperoleh kesenangan dari perilaku pembelian tanpa mementingkan kegunaan produk. Pengaruh pemasaran. Pengaruh pemasaran seperti display toko, iklan, promosi, diskon, dan sebagainya mendorong individu untuk berperilaku konsumtif. Pencarian informasi. Individu melakukan pembelian berdasarkan informasi yang dimiliki individu terkait suatu produk. Karakteristik Perilaku Konsumtif Menurut Sumartono 2002, karakteristik perilaku konsumtif adalah sebagai berikut Membeli produk karena iming-iming hadiah. Pembelian barang tidak lagi melihat manfaatnya akan tetapi tujuannya hanya untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan. Membeli produk karena kemasannya menarik. Individu tertarik untuk membeli suatu barang karena kemasannya yang berbeda dari yang lainnya. Kemasan suatu barang yang menarik dan unik akan membuat seseorang membeli barang tersebut. Membeli produk demi menjaga penampilan gengsi. Gengsi membuat individu lebih memilih membeli barang yang dianggap dapat menjaga penampilan diri, dibandingkan dengan membeli barang lain yang lebih dibutuhkan. Membeli produk berdasarkan pertimbangan harga bukan atas dasar manfaat. Konsumen cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah. Membeli produk hanya sekadar menjaga simbol atau status. Individu menganggap barang yang digunakan adalah suatu simbol dari status sosialnya. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan simbol status agar kelihatan lebih keren di mata orang lain. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan produk. Individu memakai sebuah barang karena tertarik untuk bisa menjadi seperti model iklan tersebut, ataupun karena model yang diiklankan adalah seorang idola dari pembeli. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri. Individu membeli barang atau produk bukan berdasarkan kebutuhan tetapi karena memiliki harga yang mahal untuk menambah kepercayaan dirinya. Keinginan mencoba lebih dari dua produk sejenis yang berbeda. Konsumen akan cenderung menggunakan produk dengan jenis yang sama dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Menurut Triyaningsih 2011, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah sebagai berikut Hadirnya iklan merupakan pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan pada khalayak melalui media massa yang bertujuan untuk mempengaruhi masyarakat untuk mencoba dan akhirnya membeli produk yang ditawarkan. Konformitas terjadi disebabkan karena keinginan yang kuat pada individu untuk tampil menarik dan tidak berbeda dari kelompoknya serta dapat diterima sebagai bagian dari kelompoknya. Gaya hidup merupakan salah satu faktor utama yang munculnya perilaku konsumtif. Gaya hidup yang dimaksud adalah gaya hidup yang meniru orang luar negeri yang memakai produk mewah dari luar negeri yang dianggap meningkatkan status sosial seseorang. Kartu kredit digunakan oleh pengguna tanpa takut tidak mempunyai uang untuk berbelanja. Daftar Pustaka Setiaji, B. 1995. Konsumerisme, Akademika No. 1. Tahun XIII. Surakarta Muhammadiyah University Press. Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Iklan Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung Alfabeta. Ancok, D. 1995. Nuansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Triyaningsih, 2011. Dampak Online Marketing Melalui Facebook Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Engel, dkk. 2002. Perilaku konsumen. Jakarta Binarupa Aksara. Lina & Rosyid. 1997. Perilaku Konsumtif Berdasarkan Locus of Control Pada Remaja. Jurnal Psikologika Tahun II 1997. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung Remaja Rosdakarya. Konsumerisme adalah perilaku konsumtif berlebihan yang timbul dari keinginan membeli barang atau jasa untuk kepuasan pribadi. Dengan kata lain, konsumerisme artinya adalah budaya konsumsi secara terus-menerus. Konsumerisme menjadi salah satu dampak dari globalisasi dan sistem kapitalisme modern yang telah berkembang ke seluruh penjuru dunia. Adanya internet dan media sosial seolah membuat konsumerisme semakin menjamur. Apa itu Konsumerisme Konsumerisme dapat diartikan sebagai paham atau ideologi yang menjalankan proses konsumsi dan pemakaian barang produksi secara berlebihan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, konsumerisme adalah salah satu bagian gaya hidup yang menganggap bahwa barang-barang mewah atau tersier sebagai tolak ukur kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. Tak heran jika perilaku ini kerap dihubungkan dengan sifat boros, glamour, dan hedon. Menurut sosiolog Jean Baudrillard, konsumerisme artinya budaya konsumsi modern yang menciptakan hasrat untuk mengonsumsi sesuatu secara terus menerus. Seseorang yang dengan gaya hidup konsumerisme umumnya ingin menunjukkan status sosialnya, sehingga dapat dikatakan tujuan konsumerisme bukan karena kebutuhan, melainkan lifestyle belaka. BACA JUGA Apa Itu FOMO dan Strategi yang Biasanya Digunakan Ciri-ciri Konsumerisme Setelah mengetahui apa itu konsumerisme, selanjutnya kami akan memaparkan beberapa ciri konsumerisme. Ada beberapa ciri konsumerisme, di antaranya adalah sebagai berikut 1. Membeli Barang Karena Tren Ciri-ciri menonjol dari konsumerisme adalah keinginan untuk mengikuti tren. Konsumerisme bisa muncul karena perasaan FOMO Fear of Missing Out dan takut ketinggalan tren. 2. Ingin Tampil Beda dan Menarik Perhatian Ciri lain dari konsumerisme adalah keinginan untuk tampil beda agar menarik perhatian orang lain. Orang-orang yang konsumtif biasanya mengincar barang-barang mewah terbaru atau yang limited edition. Selain untuk kepuasan pribadi, perilaku ini juga untuk menarik perhatian orang lain. 3. Bangga Terhadap Penampilan dan Kepemilikan Barang Pelaku konsumerisme biasanya akan bangga dengan sesuatu yang mereka miliki, entah penampilan atau barang tertentu. Perasaan ini dapat memicu keinginan untuk pamer kepada orang lain dan merasa bangga berlebihan terhadap diri sendiri. Sama seperti hedonisme, konsumerisme bukanlah perilaku yang secara alami ada pada diri manusia. Konsumerisme artinya adalah sesuatu yang terjadi karena beberapa penyebab, di antaranya 1. Globalisasi Penyebab utama konsumerisme adalah globalisasi, yang terjadi saat banyak produk-produk luar masuk ke pasar Indonesia. Produk-produk ini seringkali memiliki beberapa keunggulan sehingga membuat masyarakat ingin terus membelinya. 2. Kemajuan Teknologi Konsumerisme sulit berkembang tanpa kehadiran teknologi. Saat ini, gaya hidup mewah dan konsumtif sangat mudah ditemukan di berbagai unggahan media sosial, baik dari kalangan selebriti, influencer, bahkan orang biasa. Tanpa disadari, gaya hidup mewah ini dapat “menular” ke siapapun yang terpapar unggahan tersebut secara terus-menerus. 3. Budaya Pop Selain dari unggahan di media sosial, menyebarnya budaya pop juga telah menyebabkan konsumerisme. Budaya pop yang dimaksud meliputi film, game, musik, dan lain-lain. Produk-produk yang ada di dalamnya menyebabkan banyak orang ingin membeli atau menggunakannya, meski tidak benar-benar membutuhkan. 4. Tren Gaya Hidup Penyebab lain dari konsumerisme adalah tren yang tersebar di kalangan masyarakat. Tren ini biasanya dipopulerkan oleh kalangan figur publik atau influencer di media sosial, yang membuat masyarakat ingin menggunakannya juga. BACA JUGA Lima Contoh Budaya Perusahaan yang Unik Dampak Konsumerisme Sebenarnya, konsumerisme tidak hanya bisa membawa dampak negatif, tetapi juga dampak positif. Apa saja? Dampak Negatif Ada beberapa dampak negatif dari konsumerisme, di antaranya adalah sebagai berikut 1. Menimbulkan Sifat Boros Orang dengan jiwa konsumtif akan cenderung melakukan pemborosan. Hal ini karena saat mereka membeli suatu barang atau jasa, mereka lebih banyak mementingkan kepuasan dibanding kebutuhan. 2. Kesulitan Mengatur Keuangan Sifat boros yang disebabkan oleh gaya hidup konsumerisme, juga akan membuat orang kesulitan mengatur keuangan. Kebiasaan membeli barang tanpa didasari kebutuhan juga bisa memicu kondisi “besar pasak daripada tiang”, di mana pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Konsumerisme juga menyebabkan seseorang sulit menabung dan berinvestasi untuk masa depan keuangannya. 3. Memicu Ketimpangan Sosial Dampak negatif lain dari konsumerisme adalah bisa menimbulkan ketimpangan sosial. Hal ini karena tidak semua masyarakat memiliki daya beli yang sama, padahal tren atau gaya hidup konsumtif berkembang di seluruh lapisan masyarakat. Akibatnya, ketimpangan sosial pun tidak bisa dihindari. 4. Dapat Memicu Utang Orang dengan daya beli rendah, namun ingin mengikuti tren yang berkembang, kemungkinan akan memutuskan berutang demi tercapainya kepuasan diri tersebut. Utang yang menumpuk dan tidak terkendali akan membawa masalah lain yang lebih serius, seperti kriminalitas atau depresi. Dampak Positif Ada beberapa dampak positif dari konsumerisme, di antaranya adalah sebagai berikut 1. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Walau banyak memicu dampak negatif, namun tidak bisa dimungkiri bahwa konsumerisme juga dapat meningkatkan siklus pembelian dan penjualan. Hal ini akan secara langsung mendorong roda pertumbuhan ekonomi suatu negara. 2. Meningkatkan Daya Kreativitas dan Inovasi Pelaku Usaha Dampak positif lain dari konsumerisme adalah mendorong pelaku bisnis untuk lebih kreatif dan berinovasi menciptakan produk-produk yang disukai masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena berkat konsumerisme, selera masyarakat akan suatu produk akan terus berkembang. Semakin banyak permintaan suatu barang, semakin turun pula biaya produksinya. Hal ini tentu akan menguntungkan konsumen, karena harga jualnya juga menjadi lebih rendah. 4. Meningkatkan Jumlah Lapangan Kerja Dampak positif terakhir dari konsumerisme adalah meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan. Hal ini dapat terjadi karena semakin banyak produk yang beredar, semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan. BACA JUGA Domain .ART – Ideal Bagi Komunitas Seni dan Budaya Contoh Konsumerisme Ada beberapa contoh dari konsumerisme, di antaranya adalah sebagai berikut 1. Membeli Barang Mewah karena Mengikuti Tren Salah satu tren yang dapat memicu sikap konsumerisme adalah mengoleksi tas-tas branded dengan harga fantastis, mulai dari belasan hingga ratusan juta. Mirisnya, tidak sedikit orang yang rela berutang atau menggunakan kartu kredit demi mengikuti tren ini. 2. Membeli iPhone Terbaru Agar Tidak Ketinggalan Tren Contoh lain konsumerisme adalah membeli iPhone terbaru. Mengapa demikian? iPhone memang selalu menjadi perbincangan di seluruh kalangan. Seseorang yang menggunakan iPhone kerap dinilai sebagai orang yang trendi dan berkelas. Sehingga, membeli seri terbaru iPhone setiap tahun dengan alasan agar tidak ketinggalan zaman dapat menjadi salah satu contoh konsumerisme 3. Membeli Koin Crypto hingga Ratusan Juta Beberapa waktu lalu, banyak orang terkena “demam” crypto, atau investasi mata uang digital. Tren ini memicu konsumerisme, bahkan banyak orang rela berutang agar tidak tertinggal tren berinvestasi. Konsumerisme memang tidak selamanya buruk. Namun, ada baiknya Anda tetap mengontrol diri supaya tidak terjebak dalam konsumerisme yang memicu kerugian. Itulah penjelasan tentang apa itu konsumerisme oleh Rumahweb Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat! Daftar isiPengertian Gaya Hidup KonsumtifCiri-ciri Gaya Hidup KonsumtifPenyebab Gaya Hidup KonsumtifContoh Gaya Hidup KonsumtifDampak Gaya Hidup KonsumtifCara Mengurangi Gaya Hidup KonsumtifDewasa ini, gaya hidup dalam masyarakat cenderung menganggap materi sebagai sesuatu yang mendatangkan kepuasaan. Dimana gaya hidup seperti itu dapat menimbulkan adanya gejala konsumtifisme. Berikut ini akan dijelaskan mengenai gaya hidup Secara UmumGaya hidup konsumtif merupakan kegiatan membeli atau menggunakan barang tanpa mempertimbangkan secara rasional atau bukan atas dasar hidup konsumtif dapat memberikan kenikmatan serta kepuasaan baik secara fisik maupun psikologi ada dikenal dengan penyakit kecanduan belanja atau compulsive buying disorder yang dimana penderita tidak menyadari bahwa dirinya sedang terjabak dalam kubangan metamorfosa antara keinginan dan dari itu tanpa disadari, gaya hidup konsumtif memiliki dampak yang kurang baik terhadap kesehatan Menurut Para AhliBerikut ini ada beberapa pengertian gaya hidup konsumtif menurut para ahli, yaituMenurut Rosandi, gaya hidup konsumtif merupakan suatu perilaku dengan membeli hal yang tidak didasarkan pada pertimbangan rasional namum karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf tidak rasional Setiaji, gaya hidup konsumtif merupakan kecenderungan berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu secara tidak Gaya Hidup KonsumtifBerikut ini ada beberapa ciri dari gaya hidup konsumtif, yaituMemiliki rasa gengsi yang cukup tinggi agar selalu terlihat mampu dimata orang perasaan tidak boleh ketinggalan trend ketika melihat barang terbaru baru keinginan untuk hidup lebih mewah dengan banyak barang dan fasilitas yang perasaan yang senang ketika dikagumi oleh orang dengan siapa yang akan diajak untuk Gaya Hidup KonsumtifGaya hidup konsumtif biasanya disebabkan oleh beberapa hal. Berikut ini ada beberapa penyebab gaya hidup konsumtif, yaituAdanya pengaruh budaya yang gemar mengonsumsi daripada gaya hidup agar sama dengan orang disekitarnya sehingga dapat diterima dalam lingkungan mendapatkan pengakuan dari orang lain dengan dihargai dan diberikan perhatian akan berbelanja online sehingga intensitas berbelanja masyarakat semakin Gaya Hidup KonsumtifSalah satu contoh gaya hidup konsumtif adalah ketika pergi ke supermarket untuk membeli daging namun ketika melihat buah yang sedang diskon membeli dengan banyak meskipun dirumah persediaan buah masih ada dalam jumlah yang tersebut merupakan salah satu contoh gaya hidup konsumtif karena ketika membeli buah tidak berfikir secara rasional, dimana persediaan buah dirumah masih ada jadi seharunya tidak perlu membeli lagi dalam jumlah yang banyak meskipun sedang gaya hidup konsumtif lainnya adalah ketika handphone merek A mengeluarkan tipe terbaru dengan harga yang cukup mahal dan langsung membelinya meskipun handphone yang digunakan saat ini masih bagus dan belum rusak, hanya karena tidak ingin terlihat tidak up to Gaya Hidup KonsumtifGaya hidup konsumtif memiliki beberapa dampak yang dapat dirasakan. Berikut ini dampak positif dari gaya hidup konsumtif, yaituMengurangi jumlah pengangguran karena harus memproduksi barang dalam jumlah besar sehingga membutuhkan tenaga kerja lebih motivasi agar dapat menambah jumlah penghasilan sehingga dapat membeli barang yang diinginkan dalam jumlah dan jenis yang beraneka pasar bagi produsen karena bertambahnya minat dan jumlah barang yang dikonsumsi apabila dilihat dari sisi negatifnya, dampak dari gaya hidup konsumtif, yaituMemiliki pola hidup yang boros karena membeli barang tanpa memikirkan diperlukan atau kecemburuan sosial bagi orang yang tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan seperti kesempatan untuk menabung karena lebih memilih untuk membelanjakan daripada menyisihkan untuk tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang dan mengkonsumsi lebih banyak Mengurangi Gaya Hidup KonsumtifGaya hidup konsumtif dapat dikurangi dengan melakukan berbagai cara, yaituMulai menyisihkan uang untuk ditabung dan tidak harus dalam jumlah yang membuat anggaran belanja sehingga pengeluaran lebih untuk memenuhi kebutuhan terlebih jalan-jalan atau cuci mata di pusat perbelanjaan karena dapat berpotensi menimbulkan niat belanja yang tidak terduga dan berinvestasi dan merencanakan kehidupan masa depan yang lebih cermat ketika membeli dana lebih yang dimiliki kepada orang yang lebih membutuhkan.

salah satu contoh sifat konsumtif adalah